LIFE IS

All my yesterdays have brought me to this day, and all my tomorrows begin with now

Saturday, May 21, 2011

Pengharapan Keselamatan (Yesaya 35:4-7a)


Kesuraman Menguasai?
Teks kita hari ini sebaiknya dibaca dari ayat 1 sampai ayat 10. Bagian ini berbicara tentang sukacita yang besar, jauh lebih besar dari masa keemasan raja-raja sebelumnya di Israel, termasuk pada masa raja Hizkia di Yehuda. Dalam konteks yang lebih besar lagi, teks ini seolah-olah menjawab balik masa-masa kesuraman karena penghakiman Allah atas dunia (lih. Yesaya 24), dengan melanjutkan berita keselamatan yang tertuang sebelumnya di pasal 25. Diakui memang bahwa dalam banyak aspek bangsa Israel melakonkan peran nyata bukan lagi seperti umat pilihan Allah. Mereka malah menjadi pemberontak, krisis terjadi di mana-mana, seperti krisis politik, ekonomi dan bahkan agama. Kemerosotan-kemerosotan moral dan kehidupan spiritual sudah sangat memprihatinkan, malah dalam arti tertentu bangsa Israel mungkin lebih bobrok dan bebal dari bangsa-bangsa lain di sekitarnya; dan konsekuensinya adalah hukuman yang datang bersamaan dengan hilangnya pengharapan akan keselamatan dan pembaharuan.

Masih ada Harapan Sukacita
Seiring dengan ancaman hukuman Allah yang memang bukan sekadar omong kosong itu, ternyata Allah itu juga adalah pengasih dan setia. Ternyata Allah yang menghukum itu adalah juga Allah sumber hidup yang menerbitkan dan mengembalikan segala sesuatu menjadi baru dan indah. Kasih dan setia Allah itulah yang kembali menebar semarak pengharapan umat. Pengharapan yang sempat layu dan kering kini digantikan dengan suatu janji yang menyatakan bahwa Allah berpihak pada mereka. Kengerian akan diganti dengan kesukaan, kebinasaan akan ditaklukkan oleh kehidupan baru. Keberpihakan Allah ini terungkap melalui kata-kata: "Kuatkanlah hati, janganlah takut! Lihatlah, Allahmu akan datang dengan pembalasan dan dengan ganjaran Allah. Ia sendiri datang menyelamatkan kamu!" (ay. 4).Ada kesembuhan, pemulihan hubungan, perubahan alam, kedamaian, pembaruan kondisi hidup. Janji initidak dibatasi oleh lingkup jasmani dan rohani saja, melainkan janji yang berdimensi kekal menembus batas-batas keberadaan manusia. Sukacita besar bukan?

Sukacita besar ini diungkapkan paling tidak dalam dua gambaran (sampai pada ayat 7) atau empat gambaran (sampai pada ayat 10):

Pertama, sukacita besar karena Allah sendiri akanmembuat suatu perubahan dan pembaharuan yang sangat signifikan dalam diri umat manusia, yang tidak mungkin dikerjakan oleh manusia, bahkan tidak mungkin dilakukan oleh para raja siapa pun. Perubahan dan pembaharuan ini terungkap lewat kata-kata di ayat 5-6a: “Pada waktu itu mata orang-orang buta akan dicelikkan, dan telinga orang-orang tuli akan dibuka.Pada waktu itu orang lumpuh akan melompat seperti rusa, dan mulut orang bisu akan bersorak-sorai”.

Kedua, sukacita besar karena Allah sendiri akan membuat alam menjadi sumber kehidupan dan kesegaran. Pekerjaan Allah ini terungkap melalui kata-kata di ayat 6b-7: “sebab mata air memancar di padang gurun, dan sungai di padang belantara;tanah pasir yang hangat akan menjadi kolam, dan tanah kersang menjadi sumber-sumber air; di tempat serigala berbaring akan tumbuh tebu dan pandan”.Kiasan ini ingin menekankan pembaruan yang ajaib dan dahsyat yang jauh melebihi kuasa pemerintahan siapa pun, dan jauh lebih besar dari hukuman yang dijatuhkan.

Ketiga, sukacita besar karena Allah sendiri akan menghantarkan orang-orang yang diselamatkan-Nya memasuki "Jalan kudus", jalan menuju tempat suci, jalan menuju pada keselamatan (ayat 8-9).

Keempat, sukacita besar karena sukacita itu bersifat abadi (ayat 10). Sukacita ini bukan sukacita sesaat, bukan sporadis, dan bukan juga sukacita semu; melainkan sukacita nyata yang abadi.

Nubuat tentang Allah yang datang untuk menyelamatkan umat-Nya ini kadang-kadang dialamatkan kepada beberapa orang dalam sejarah Israel yang dianggap sebagai “tangan” Allah untuk mendatangkan sukacita keselamatan bagi umat-Nya. Tetapi, satu-satunya penggenapan yang penuh, sempurna dan kekal adalah melalui kedatangan Tuhan Yesus ke dunia yang dengan jelas mengungkapkan misi-Nya: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4:18-19).

Pembelaan dan Kepastian hanya ada di dalam Tuhan Yesus
Pernahkah Anda kehilangan harapan, atau paling tidak hampir kehilangan pegangan hidup? Bagaimana rasanya hidup di tengah-tengah situasi yang tidak menentu, penuh ancaman, bahaya dan penderitaan? Bagaimana rasanya bekerja di bawah tekanan orang lain, dan dihantu-hantui oleh ancaman mutasi yang tidak jelas alasannya? Bagaimana rasanya hidup bergereja dan beribadah di tengah-tengah ketidakpastian keamanan di negara kita ini? Bagaimana juga dengan uang simpanan kita di bank yang kemungkinan telah dibobol oleh maling-maling bank? Bagaimana kita menyikapi dan hidup di tengah-tengah kebobrokan moral dan mental anak-anak bangsa ini? Bagaimana kita menjalani masa-masa sulit, masa-masa suram dan bahkan lembah kekelaman dalam hidup ini? Bagaimana pula perasaan kita melihat orang-orang yang dengan jelas-jelas menyalahgunakan kekuasaan, wewenang dan jabatan demi kepentingan diri sendiri, termasuk orang-orang yang memperjual-belikan hukum di negara kita ini? Bagaimana perasaan kita melihat orang-orang yang telah merusak alam dan lingkungan hidup kita tapi malah bebas berkeliaran dan semakin “menggila” dalam usahanya merusak kehidupan di alam ini? Bagaimana dengan orang-orang yang sudah “resistan” terhadap kritikan karena ketidakadilan yang mereka lakukan?

Masih banyak lagi hal-hal yang bisa kita tanyakan pada diri sendiri dalam hidup ini, bahkan dalam hidup berkelompok, bergereja, bermasyarakat dan berbangsa. Banyak hal yang dapat menyebabkan kita kehilangan sukacita dan pesimistis, seperti: dukacita dan kesedihan karena kehilangan orang-orang yang dikasihi, perasaan tertolak, marah, iri hati, kebencian, dendam, permusuhan, kekecewaan, dll. Apa yang mesti kita lakukan?

Pertama,kita harus tetap memercayai janji keberpihakanAllah bagi kita, sebab Dia sudah menunjukkan kita dalam diri Yesus Kristus. Tuhan tidak pernah meninggalkan kita sendiri sebab Dia mengerti dan peduli akan keadaan kita.

Kedua,kita harus tetap memiliki harapan bahwa Tuhan Yesus pasti datang lagi untuk menyelamatkan, mengubah dan membaharui dunia di mana kita saat ini berada, dan karenanya kira harus tetap setia melakukan firman Tuhan.

Ketiga, kita juga harus bisa menjadi agen perubahan dan pembaharu bagi manusia, alam dan lingkungan di mana kita berada.

Dia akan datang dan menyelamatkan kita. Dia akan datang kembali pada akhir zaman, untuk membinasakan mereka yang telah membuat kesusahan dan penderitaan di dunia ini. Dia akan datang untuk memberi kelegaan bagi mereka yang tadinya tertindas dan teraniaya. Dia akan datang untuk memberi kelegaan bagi kita semua seperti yang dikatakan-Nya: “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu” (Matius 11:28). Kalau begitu, masihkan kita lemah-lesu, goyah, tawar hati dan takut?

(Pdt. Alokasih Gulo)

No comments:

Post a Comment