LIFE IS

All my yesterdays have brought me to this day, and all my tomorrows begin with now

Sunday, May 29, 2011

Penggunaan Kata Parousia


Penggunaan kata PAROUSIA dalam bahasa Yunani modern sangat menarik jika diperhadapkan dengan penggunaannya dalam Perjanjian Baru.
  1. Dalam bahasa Yunani kuno kata parousia berarti “kehadiran” atau “kedatangan seseorang atau sesuatu”. Kata ini dapat digunakan untuk menyatakan kehadiran teman-teman atau kedatangan ketidakberuntungan. Seorang laki-laki bersumpah akan melakukan suatu pekerjaan/tugas di hadapan para bruder atau para bishop. Rasul Paulus sendiri agak sering menggunakan kata parousia ini dalam pengertian sederhana seperti itu. Ia bersukacita pada parousia, kedatangan Stefanus (1 Kor.16:17). Ia terhibur dengan parousia Titus (2 Kor. 7:6). Ia mendorong jemaat Filipi untuk tetap taat meskipun Paulus tidak di tengah-tengah mereka sama seperti selama parousia-nya bersama-sama mereka (Fil. 2:12). Orang-orang Korintus mencela Paulus dengan mengatakan bahwa surat-suratnya tegas, tetapi parousia-nya secara fisik sikapnya lemah (2 Kor. 10:10). 
  2. Akan tetapi kata parousia merupakan istilah khusus yang menunjuk pada kedatangan Kristus yang kedua kali (Mat. 24:3, 37, 39; 1 Tes. 2:9; 3:13; 4:15; 2 Tes 2:1; 8:9; Yak. 5:7-8; 2 Ptr. 1:16; 3:4; 3:12; 1 Yoh. 2:28). Marilah kita pelajari penggunaan kata ini dalam penggunaan sehari-hari pada kekristenan mula-mula.
Dalam papirus dan dalam dunia Yunani kata parousia merupakan istilah yang menunjuk pada kedatangan seorang kaisar, raja, gubernur atau orang terkemuka ke kota atau provinsi. Untuk kedatangan seperti itu perlu dilakukan suatu persiapan. Misalnya, berbagai pajak dikumpulkan sebagai biaya pembiatan mahkota emas yang akan dipersembahkan kepada raja. Untuk kunjungan Soter Ptolomeus ke desa Cerceosiris harus dikumpulkan sebanyak 80 artabae jagung. Setiap kunjungan raja selalu mengharuskan semuanya itu dipersiapkan.

Selanjutnya, satu hal yang paling umum ialah bahwa setiap provinsi mencatat suatu era baru melalui parousia sang kaisar. Cos mencatat suatu era baru dari parousia kaisar Gaius pada tahun 4 M, sama seperti yang dilakukan Yunani melalui parousia Hadrian pada tahun 124. Suatu babak baru waktu muncul melalui kedatangan raja.

Praktik umum lainnya adalah mencetak mata uang baru untuk merayakan kunjungan sang raja. Perjalanan-perjalanan Hadrian dapat disertai dengan mata uang yang dicetak untuk merayakan kunjungan-kunjungannya. Ketika Nero mengunjungi Korintus, mata uang dicetak merayakan adventus-nya (istilah lain untuk parousia). Hal ini menunjukkan bahwa melalui kedatangan sang raja muncul suatu nilai baru.

Kadang-kadang parousia digunakan untuk menyatakan “invasi” seorang jenderal ke suatu provinsi. Misalnya, invasi Misthradates ke Asia. Kata itu menggambarkan masuknya suatu kuasa dan penaklukkan baru pada suatu wilayah.
Akhirnya, parousia digunakan untuk kunjungan atau kedatangan allah. Misalnya, kata ini digunakan untuk menyatakan kedatangan allah penyembuh kepada seorang yang menderita, seorang yang disembuhkan di kuil Aesculapius. Pada sisi politik, parousia raja atau gubernur atau kaisar sering menjadi kesempatan di mana permohonan disampaikan dan kesalahan diampuni. Kata ini menggambarkan suatu perkunjungan yang menyembuhkan dan kunjungan yang mengampuni.

Dengan mempertimbangkan semuanya itu, kita kembali ke PB dan melihat bagaimana ide parousia ini digunakan:
Kata ini digunakan sebagai tuntutan utama untuk mempersiapkan diri hidup tanpa cela menantikan kedatangan sang raja. Persiapan harus dilakukan (1 Tes. 3:13; 5:23; 1 Yoh. 2:28).
Kata ini digunakan sebagai alasan untuk sabar (Yak. 5:7, 8). Saatnya akan tiba ketika kedatangan sang Raja akan mengampuni kesalahan.
Menyatakan sesuatu yang diharapkan dan didoakan (2 Ptr. 3:4, 12). R.L. Stevenson berbicara tentang seorang byreman yang menyatakan bahwa ia tidak pernah merasa lelah akan pekerjaannya yang tidak menyenangkan karena dia yang mempunyai sesuatu “beyond” tidak pernah merasa lelah. Orang yang menanti-nantikan Kristus mempunyai sesuatu yang “beyond”. Deismann mengatakan bahwa kata parousia lebih tepatnya menyatakan nas: “Lihat rajamu datang kepadamu” (Zak. 9:9; Mat. 21:5). Orang Kristen adalah yang menantikan seorang raja.

No comments:

Post a Comment