LIFE IS

All my yesterdays have brought me to this day, and all my tomorrows begin with now

Saturday, May 21, 2011

Saling Membuktikan (Yohanes 21:1-14)

SALING MEMBUKTIKAN
(YOHANES 21:1-14)[1]

PENGANTAR
Beberapa tahun terakhir, upaya untuk meragukan kebangkitan Yesus sangat mencolok. Ada banyak ahli/peneliti, tokoh atau penulis yang mengungkapkan gagasannya bahwa Yesus belum mati, Yesus belum bangkit, Yesus memiliki dinasti (memiliki keluarga), dll. Ada beberapa tulisan bahkan film yang pada intinya mempertanyakan, atau kalau boleh dikatakan mereduksi Yesus yang kita percayai telah bangkit menjadi sekadar legenda mistik atau manusia biasa. Publikasi luas atas penemuan-penemuan baru seperti makam Yesus dan injil-injil yang mereka katakan hilang semakin hebat, mis. Buku berjudul “Makam Keluarga Yesus”, buku dan film terkenal “The Da Vinci Code”, film “The Lost Tomb Of Jesus (kuburan Yesus yang hilang)”, persoalan Makam Talpiot, Dinasti Yesus, dll. Banyak orang yang heran dan tercengang dengan penemuan atau publikasi-publikasi dimaksud, bahkan ada yang juga terjebak dalam pemahaman mereka itu, dan kini menempatkan diri dalam barisan orang-orang yang menganggap Yesus hanya sebagai manusia biasa yang kematian dan kebangkitan-Nya diragukan.

YESUS SENDIRI YANG MEMBUKTIKANNYA
Kalau pada khotbah minggu yang lalu Yesus mau meyakinkan murid-murid-Nya bahwa Dia itu benar Tuhan yang bangkit dan hidup dengan mengajak mereka melihat bahkan meraba Dia, dan kemudian menjelaskan kepada mereka kebenaran firman Tuhan tentang Mesias, maka melalui teks khotbah pagi ini Yesusmau meneguhkan iman kita tentang realitas kebangkitan-Nya yang tidak perlu diragukan lagi. Melalui tindakan Yesus ketika bertemu dengan murid-murid-Nya (memberi petunjuk untuk menebarkan jala di sebelah kanan, menyalakan api arang dan membakar ikan dan roti di atasnya), dapat dipercaya bahwa Yesus telah bangkit dan hidup.

Maka, tujuan utama dari kisah ini adalah untuk menerangkan sejelas-jelasnya bahwa kebangkitan itu merupakan realitas (kenyataan) yang tak terbantahkan. Kristus yang bangkit bukanlah suatu penglihatan[2]; bukan imajinasi seseorang, juga bukan penampakan dari roh[3]; tetapi yang bangkit itu adalah benar-benar Yesus yang telah mengalahkan maut. Realitas kebangkitan ini memberikan kepastian kepada kita bahwa kemenangan ada di pihak kita, keberhasilan menjadi milik kita; ikan yang banyak pasti kita tangkap, bahkan kita pasti menjadi penjala manusia yang luar biasa, seperti tertulis dalam Matius 4:19 àYesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Akhirnya murid-murid pun percaya, dan bahkan di ayat 12b dituliskan: Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu, bahwa Ia adalah Tuhan.

Tanda dan dampak positif dari kepercayaan dan penerimaan realitas kebangkitan Yesus ini:
·        Para murid mengikuti apa yang diperintahkan Yesus kepada mereka untuk menebarkan jala penangkap ikan di sebelah kanan perahu, padahal mereka sudah mau pulang tanpa seekor ikan pun, tentunya mereka sangat letih, dan mungkin frustrasi; tapi toh mereka tetap menurut pada perkataan Tuhan Yesusàketaatan/kepatuhan.

·        Buah dari ketaatan/kepatuhan mereka pada perkataan Yesus sebagai tindak lanjut dari kepercayaan dan penerimaan tadi adalah bahwa mereka mendapat ikan yang banyak, 153 ekor[4], suatu jumlah yang sangat banyak dalam sekali tebaran jala, padahal semalam penuh sebelumnya mereka tidak berhasil à keberhasilan.

BUKTIKANLAH KEPERCAYAANMU ITU!
Apakah ada di antara saudara-saudari yang masih belum yakin akan kebangkitan Yesus? Atau akhir-akhir ini telah masuk dalam barisan orang-orang yang selalu mempertanyakan dan meragukan kebangkitan Yesus? Kalau ada, maka inilah saatnya untuk membaca dan merenungkan kembali seluruh kisah Tuhan Yesus, terutama kisah kematian dan kebangkitan-Nya; tentunya membaca dengan hati yang bersih, motivasi yang murni dan tujuan yang tepat. Mohonkanlah kembali bimbingan Roh Kudus untuk memahami dengan tepat kebenaran berita kematian dan kebangkitan Tuhan Yesus.

Tapi, saya memiliki keyakinan, bahwa sebagian besar – atau mungkin seluruh jemaat Tuhan saat ini – percaya penuh bahwa Yesus itu benar-benar telah mati dan bangkit. Kalau memang demikian, maka syukurlah kepada Tuhan. Namun, tunggu dulu! Percaya saja ternyata belum cukup! Kalau Tuhan Yesus sendiri membuktikan bahwa Dia benar-benar telah bangkit dan hidup, maka sekarang “giliran” kita untuk membuktikan[5] bahwa kita percaya kepada-Nya melalui kepatuhan, ketaatan dan penyerahan totalitas kehidupan kita di bawah petunjuk-Nya. Dan ini bukan sekadar patuh atau taat, pasti akan ada hasilnya. Usaha manusia seperti kita boleh saja gagal, tetapi dengan melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus, kita pasti berhasil; jangankan mendapatkan 153 ekor ikan, ribuan ekor pun bisa! Jangankan menjala ikan, menjala sesama manusia dan mengajak mereka percaya kepada Yesus pun bisa! Jangankan Ujian Nasional (UN), Ujian Internasional (UI) kalau ada misalnya pasti bisa! Jangankan masuk dalam 10 besar juara kelas, 5 besar juara umum pun jadi, kalau bisa menjadi nomor 1, siapa yang larang! Jangankan menghafal rumus Matematika, Fisika atau Kimia, menciptakan rumus baru pun bisa! Intinya adalah ketaatan, kepatuhan dan penyerahan totalitas kehidupan kita kepada Yesus yang bangkit dan hidup! Tanpa itu, segala usaha kita tidak akan pernah berhasil.


[1] Oleh Pdt. Alokasih Gulõ
[2] Suatu penglihatan atau roh tidak mungkin memasak makanan dan membagikannya.
[3] Karena roh tidak mungkin menunjukkan sekelompok ikan kepada serombongan nelayan dan tidak mungkin dapat menyalakan api arang di pantai laut.
[4] Angka ini menunjukkan bahwa gereja mesti hadir untuk semua, gereja mesti terbuka untuk semua, tidak eksklusif (?)
[5] Yang perlu dibuktikan adalah kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus, bukan “cinta” kepada pacar karena hanya penyesalan yang kelak terjadi!

No comments:

Post a Comment