LIFE IS

All my yesterdays have brought me to this day, and all my tomorrows begin with now

Saturday, May 21, 2011

Kesungguhan dalam Melakukan Pekerjaan

Seorang tukang yang sudah ahli dalam pekerjaannya diminta oleh majikannya yang adalah kontraktor, untuk mengerjakan sebuah bangunan rumah. Sang tukang keberatan: “Tuan, saya sudah banyak mengerjakan bangunan pesanan tuan, dan kita sudah sepakat bahwa sekarang saya cuti dulu, saya butuh istirahat. Tetapi, mengapa saya diminta mengerjakan sebuah bangunan rumah lagi seolah-olah tuan tidak menghormati kesepakatan kita?” Sang tuan menjawab dengan tenang: “Ya, saya tetap menghargai kesepakatan kita, tapi tolonglah kerjakan sebuah bangunan rumah lagi, ini yang terakhir, saya jamin itu”. Dengan berat hati sang tukang mengiyakannya, dan mulailah dia mengerjakan bangunan rumah itu.

Dalam hati dia berkata: “Ngapain saya susah-susah mengerjakannya, yang penting sudah dikerjakan, soal bagus atau tidak bukan persoalan saya”. Jadi, sang tukang itu pun mengerjakan bangunan rumah dimaksud dengan tidak bersungguh-sungguh. Bagian luar bangunan itu nampaknya cantik, indah, kokoh dan berkualitas, namun sesungguhnya sangat tidak sesuai dengan bestek. Dia pun mengerjakannya dalam waktu yang tidak terlalu lama, namanya saja asal jadi.
Setelah selesai, sang tukang melaporkannya kepada sang majikan, dan sang majikan dengan tersenyum menyambutnya: “O … engkau memang tukang yang luar biasa, itulah sebabnya saya tetap memilih engkau untuk mengerjakan bangunan. Dan saya sudah lama berpikir, karena saya sudah lama mengontrakmu dalam pekerjaan bangunan yang saya pesan, bahwa suatu saat nanti aku akan memberikanmu sebuah hadiah sebagai tanda ungkapan terima kasihku”. Sang tukang sangat gembira, tetapi dia berusaha menutupinya dan berkata: “Ah, tuan. Kitakan sudah sepakat soal gaji saya dalam mengerjakan bangunan yang tuan pesan, jadi tidak usah repot-repot”. Sang tuan meresponi: “Ya, saya tahu bahwa saya tetap membayar gajimu, tetapi saya merasa berutang banyak padamu karena pekerjaanmu tetap baik, dan itu membuatku berhasil. Maukah engkau menerimanya?” Sang tukang mengiyakan sambil mencium tangan tuannya itu. Lalu sang majikan tadi berkata: “Maka sekarang pun saya mau mewujudkan apa yang saya rencanakan itu. Bangunan rumah yang baru saja engkau selesaikan itu saya berikan padamu”. Sang tukang terkejut dan berkata dalam hati: “Wah, kalau saya sudah tahu bahwa rumah itu akan diberikan kepada saya, maka saya akan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh sesuai dengan bestek. Yah, apa boleh buat, terima sajalah walaupun sangat rendah kualitasnya”.
Sebagian besar manusia belum menggunakan kesempatan yang dianugerahkan Tuhan untuk mengerjakan yang terbaik dalam hidupnya, yang terbaik untuk TUHAN, karena berpikir pekerjaannya itu bukan untuk kebaikannya. Ketika kita melihat pekerjaan itu masih samar-samar atau belum tentu ke mana hasilnya nanti, maka kecenderungan kita adalah mengerjakannya dengan setengah hati. Sebenarnya banyak orang yang bisa melakukan pekerjaan yang sangat hebat dan berkualitas, namun sebagian besar masih belum dan tidak sungguh-sungguh mengerjakannya.
“Pekerjaan yang didasari, dimulai dan dilakukan dengan sungguh-sungguh akan menghasilkan buah yang berkualitas”
Kolose 3:23
“Apapun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”.
(Pdt. Alokasih Gulo)

No comments:

Post a Comment