LIFE IS

All my yesterdays have brought me to this day, and all my tomorrows begin with now

Saturday, May 21, 2011

Antara Percaya dan Tidak Percaya (Lukas 24:36-45)


Pada dasawarsa terakhir, keragu-raguan, ketidakpercayaan, dan serangan terhadap Yesus yang bangkit sangat mencolok. Ada banyak para ahli, para tokoh atau para penulis yang mengungkapkan gagasannya bahwa Yesus belum mati, Yesus belum bangkit, Yesus memiliki dinasti (memiliki keluarga), dll. Ada beberapa tulisan bahkan film yang pada intinya mempertanyakan atau kalau boleh dikatakan mereduksi Yesus yang kita percayai telah bangkit menjadi sekadar legenda mistik atau manusia biasa. Publikasi luas atas penemuan-penemuan baru seperti makam Yesus dan injil-injil yang mereka katakan hilang semakin hebat, mis. Buku berjudul “Makam Keluarga Yesus”, buku dan film terkenal “The Da Vinci Code”, film “The Lost Tomb Of Jesus (Kuburan Yesus yang hilang)”, persoalan Makam Talpiot, Dinasti Yesus, dll. Banyak orang yang heran dan tercengang dengan penemuan atau publikasi-publikasi dimaksud, bahkan ada yang juga terjebak dalam pemahaman mereka itu, dan kini menempatkan diri dalam barisan orang-orang yang menganggap Yesus hanya sebagai manusia biasa yang kematian dan kebangkitan-Nya diragukan.

Keragu-raguan dan ketidakpercayaan terhadap Yesus sebenarnya tidak terjadi hanya pada abad atau dasawarsa terakhir ini. Sejak awal masa kehidupan Yesus di dunia ini keragu-raguan, ketidakpercayaan bahkan berita bohong yang dialamatkan kepada Yesus yang bangkit sudah terjadi. Kalau kita baca dalam Matius 28:12-13 dikatakan: “Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka (maksudnya para imam kepada para penjaga kuburan Yesus) mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata: "Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.

Yang lebih menyedihkan lagi adalah bahwa keragu-raguan dan ketidakpercayaan justru muncul juga di antara murid-murid Tuhan Yesus sendiri, dan itulah yang salah satu terungkap melalui nas khotbah yang telah kita baca tadi. Kalau kita membaca keseluruhan pasal 24 dari Injil Lukas ini, kita bisa melihat dengan jelas bagaimana murid-murid Tuhan Yesus berada pada situasi “antara percaya dan tidak percaya” akan kematian dan kebangkitan Yesus. Mereka percaya karena di hadapan mereka saat itu ada Seseorang yang menyebut diri sebagai Yesus yang bangkit; tetapi mereka juga tidak percaya karena mereka masih belum memahami sepenuhnya isi dari kitab Suci dan tidak menerima kenyataan bahwa Yesus, Sang Mesias itu harus disalibkan dan bangkit kembali.

Dalam kaitan dengan itu, maka teks kita hari ini didahului oleh “kedongkolan” beberapa murid kepada “Seseorang” yang bertemu dengan mereka dalam perjalanan ke sebuah kampung bernama Emaus, yang sebenarnya adalah Yesus sendiri (24:13 dab). Dalam perjalanan itu mereka sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran tentang peristiwa yang baru beberapa hari terjadi, yaitu tentang penyaliban Yesus; dan tiba-tiba Yesus datang dan menghampiri mereka. Sayang sekali, pada waktu itu mereka masih belum mengenal Yesus karena seperti tertulis dalam Lukas 24:16 “Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Dia”. Apa yang menghalangi mata mereka, apa persoalan mereka? Persoalan utama para murid terdapat di ayat 21, 26 dan 44:

-         Ekspektasi yang terlalu tinggi tapi tidak tepat kepada Yesus untuk membebaskan bangsa Israel; namun jangankan untuk membebaskan bangsa Israel, Yesus malah disalibkan dan mati (ay. 21).

-         Pikiran mereka yang masih tertutup (eksklusif? sempit?) akan Firman Tuhan, terutama nubuat-nubuat dalam PL tentang Mesias yang menderita dan bangkit dari antara orang mati (ay. 26, 44-45).

Inilah yang menghalangi mereka sehingga tidak dapat mengenal Yesus yang sudah sekian tahun pernah bersama-sama dengan mereka. Hanya tiga hari saja Yesus tidak ada di antara mereka karena sedang berada dalam kuburan, mereka kemudian tidak mengenal Dia yang bangkit. Mereka malah terkejut, takut, ragu-ragu dan menyangka Yesus sebagai hantu ketika Dia tiba-tiba berdiri di tengah-tengah mereka (ay. 37-38). Menyedihkan bukan? Oleh sebab itu Yesus berusaha menolong para murid untuk  membuka mata dan pikiran, dan pada akhirnya mereka bisa menerima dan percaya bahwa Yesus itu harus mati dan bangkit. Paling tidak ada tiga cara yang dilakukan oleh Yesus:

Ø  Yesus meminta mereka untuk melihat tangan dan kaki-Nya, dan malah mengajak mereka untuk meraba Dia. Tujuan-Nya adalah untuk membuktikan bahwa Dia bukanlah hantu yang tidak memiliki daging dan tulang (ay. 39-40).

Ø  Yesus meminta makanan dari mereka, dan malah memakan makanan itu di depan mata mereka. Tujuan-Nya adalah untuk meyakinkan para murid bahwa Dia adalah Yesus yang bangkit, Yesus sepenuhnya yang bisa makan seperti biasa (ay. 41-43).
Ø  Yesus menjelaskan kembali kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh kitab suci, yaitu bahwa Yesus yang adalah Mesias harus mengalami penderitaan, dan kemudian dibangkitkan dari antara orang mati (ay. 44-45; bnd. Juga Lukas 24:27 dan ayat 46).

Ada banyak hal atau pun situasi yang bisa menghalangi mata kita untuk melihat dan mengenal Yesus yang bangkit; ada banyak hal dalam hidup ini yang bisa menghalangi kita untuk mengenal dan memahami rencana dan karya Tuhan Yesus yang begitu besar, baik dalam kehidupan kita masing-masing, maupun di sekitar kita. Hal-hal dan situasi-situasi yang bisa menghalangi kita untuk tidak bisa melihat Tuhan Yesus: kekayaan, kekuasaan, intelektual, kemiskinan, keterpurukan, sukacita, dukacita, dll.

Kita bisa mengalami kegagalan bukan karena kita tidak mampu, melainkan karena tidak yakin (ragu-ragu) pada kemampuan yang kita miliki, dan karenanya ragu-ragu mengambil keputusan dan akhirnya ragu-ragu mengambil tindakan, ragu-ragu berbuat sesuatu. Malah banyak orang yang dikuasai oleh keragu-raguan, ketidakyakinan, dan ketidakpastian, dan akhirnya tidak berbuat apa-apa. Hal yang  sama juga seringkali terjadi dalam hidup beriman kita kepada Yesus Kristus. Setiap tahun kita memperingati kematian-Nya dan merayakan kemenangan/kebangkitan-Nya;  tetapi sepanjang tahun kita kadang-kadang tidak mampu melihat,  mengenal dan memahami siapakah Yesus sesungguhnya bagi kita. Kita semakin sulit memahami rencana-rencana Tuhan dalam hidup kita (karena rencana kita sendiri jauh lebih  brilliant). Semakin sulit memahami karya Allah yang  begitu besar (karena kita sedang bangga dengan karya kita sendiri). Semakin sulit menerima kalau sekali-sekali terjadi hal-hal yang tidak menyenangkan dalam hidup dan karenanya Tuhan seolah-olah belum hidup.

(Pdt. Alokasih Gulo)

No comments:

Post a Comment