LIFE IS

All my yesterdays have brought me to this day, and all my tomorrows begin with now

Saturday, May 21, 2011

Kerajaan Allah : Pasti Bertumbuh dan Berbuah (Markus 4:26-29)

Markus 4:26-29 
4:26   Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah,
4:27   lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu.
4:28   Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu.
4:29   Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba."

A.     Pengantar
Saya pernah mendengar kisah seorang anak berumur sekitar tujuh tahun. Dia tidak mau sekolah. Banyak hal telah dilakukan oleh orangtuanya, saudara-saudarinya, dan bahkan oleh pelayan gereja supaya dia mau bersekolah, tetapi dia tetap tidak mau. Dia selalu berkata: “Ah, saya tidak mau sekolah di SD, nanti kalau sudah besar saya langsung saja ke perguruan tinggi, tidak usah SD, SMP dan SMA”.

Terlepas dari keterbatasan anak ini dalam memahami dunia pendidikan, paling tidak kita bisa menarik sebuah pelajaran bahwa seringkali dalam kehidupan ini kita hanya fokus pada hasil tanpa memperhatikan proses yang harus dilalui untuk mendapatkan hasil yang kita inginkan itu. Sebaliknya, ada juga orang yang hanya fokus pada proses tanpa memperhitungkan hasil apa yang akan tercapai dalam proses itu. Ironinya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa proses itu merupakan bagian dari pertumbuhan, dan hasil itu merupakan buah dari proses yang adalah pertumbuhan itu sendiri. Banyak juga orang yang tidak memiliki kepastian akan pertumbuhan dan hasil yang dicapainya. Pada hari ini Tuhan Yesus menceritakan kepada kita sebuah perumpamaan yang memberikan kita kejelasan dan kepastian bahwa baik proses/pertumbuhan, maupun hasil/buah, sama-sama penting. Dan yang jauh lebih penting adalah bahwa pada akhirnya pertumbuhan itu menghasilkan buah, dan buah yang dihasilkan akan bisa dinikmati oleh siapa saja dengan penuh sukacita, dan bahwa buah itu dihasilkan karena pekerjaan Allah sendiri. Jadi, proses tanpa hasil untuk apa, dan hasil tanpa proses apa kata dunia.

B.     Penjelasan Teks
Perumpamaan tentang benih yang tumbuh ini ditulis hanya dalam Injil Markus, sedangkan ketiga Injil yang lain tidak menuliskannya. Seperti biasa, perumpamaan ini juga mau mengungkapkan sesuatu tentang kerajaan Allah.Perumpamaan ini menceritakan pekerjaan seorang petani yang menaburkan benih di lahannya. Setelah menaburkan benih maka selesailah tugasnya. Ia mengisi hidupnya setiap hari hanya dengan tidur dan bangun, baik malam maupun siang. Sementara itu benih bersemi dan bertumbuh. Ia tidak tahu bagaimana hal itu bisa terjadi. Jelaslah bahwa pembuahan itu merupakan akibat dari penaburan benih, yang kemudian diikuti oleh pertumbuhan. Sebelum musim menuai tiba, ada tiga tahap yang harus dilalui, yaitu mula-mula batangnya akan tumbuh, kemudian bulir-bulirnya yang akhirnya berbuah menjadi gandum. Jika saat itu tiba, sang petani acungkan sabitnya, pertanda musim menuai telah tiba.

Perumpamaan ini berbicara mengenai Kerajaan Allah sebagaimana ia hadir dalam diri Yesus. Si Penabur telah menabur benih! Benih itu adalah karya keselamatan Mesias. Melalui perumpamaan ini Yesus hendak mengatakan bahwa karya keselamatan itu telah dimulai. Dunia baru telah hadir. Walaupun masih samar-samar, namun kehadiran yang terselubung itu merupakan janji dari suatu kehadiran baru, yaitu kehadiran yang nyata. Ke sanalah semua diarahkan, dan tidak dapat dicegah. Dan keadaan itu tak dapat dihentikan! Kehadiran Kerajaan itu dalam diri Yesus adalah suatu janji dari suatu kenyataan di masa mendatang, yaitu Kerajaan Allah dalam kemuliaan-Nya.Perumpamaan ini mau mengungkapkan suatu bahwa Kerajaan Allah itu pasti bertumbuh dan pada akhirnya berbuah. Sekali waktu nanti benih yang telah ditaburkan, melalui karya Allah yang ajaib itu mendatangkan musim menuai.Bukan manusia atau penabur itu yang membuat benih tumbuh dan berbuah, dia hanya bisa berpengharapan bahwa benih yang ditabur itu pasti akan tumbuh dan berbuah. Bagaimana proses terjadinya itu?Penabur benih sendiri pun tidak mengetahuinya tetapi dia yakin bahwa benih pasti bertumbuh dan berbuah dan sesudah sampai waktunya akan dituai.

Benih yang dimaksudkan dalam teks ini adalah karya keselamatan Allah yang nyata melalui kehadiran Yesus Kristus.  Walaupun teks ini sendiri tidak secara langsung dan tidak secara nyata bicara soal Firman Tuhan, namun perumpamaan ini menggambarkan bagaimana Firman Tuhan itu menghasilkan bertumbuh dan menghasilkan buah.Pertumbuhan yang dihasilkan oleh Firman Tuhan merupakan suatu misteri.Pertumbuhan yang dihasilkan setahap demi setahap, tidak terjadi sekaligus, tidak langsung menghasilkan buah, tapi berproses. Melalui proses itulah pada akhirnya, dan ini yang penting, musim menuai pasti tiba.Jadi Kerajaan Allah bertumbuh secara misterius dan berangsur-angsur melalui kuasa kebaikan Firman Tuhan. Penekanan utama di sini adalah pada kuasa ilahi dalam memberikan pertumbuhan pada benih tersebut dan pada akhirnya menghasilkan buah. Jadi, perumpamaan ini menekankan perlunya kepercayaan penuh pada kuasa Benih (Firman Tuhan).Ini bukan mengabaikan sama sekali usaha manusia dalam menerima benih itu; teks ini tetap menghargai itu; tapi usaha itu tidak akan ada artinya tanpa ada kuasa dalam benih dimaksud.

C.     Renungan
1)      Benih yang baik menunjukkan bahwa Kerajaan Allah memberikan dampak yang positif, kemajuan bagi dunia di mana ia hadir. Ini akan nampak misalnya dalam percakapan yang baik satu dengan yang lain, pergaulan yang sehat, persaingan yang sehat, pernikahan yang harmonis tanpa perselingkuhan, pekerjaan yang bertanggung jawab tanpa tekanan, dll. Ia hadir dalam diri setiap orang,Ia hadir dalam keluarga, di sekolah-sekolah, di kantor, di jalan, di warung-warung, di tempat kerja, dan di mana saja. Memang ia bertumbuh secara bertahap, tetapi sekali ia ditabur, ia pasti tumbuh dan mengalami kemajuan atau pertumbuhan yang signifikan sampai suatu saat ia menghasilkan buah yang menggembirakan. Demikianlah seharusnya hidup orang Kristen yaitu harus membawa berkat bagi orang lain. Orang yang ada di sekitarnya harus dapat merasakan manfaatnya.
2)      Pertumbuhan itu butuh tahap-tahap tertentu sampai berbuah, tidak sekaligus. Ada saatnya di mana pekerjaan kita adalah “menabur benih”; ada saatnya kita harus “menunggu”, sama seperti penabur tadi, kita mesti bersabar.Banyak orang yang terjebak pada usaha yang dia lakukan, atau pada tujuan yang hendak dia capai, atau rencana yang mau dia lakukan, cita-cita yang mau dia raih, impian yang mau dia gapai, keinginan yang mau dia dapatkan. Jebakannya adalah bahwa kita seringkali melupakan proses yang alamiah (seperti halnya benih yang ditaburkan tadi)seolah-olah hasil tidak akan ada kalau melalui proses alamiah itu; maka segala cara ditempuh, gaya hidup instant, hanya untuk mendapatkan “buah” (hasil) yang dia inginkan; soal proses tidak dipedulikan, yang penting hasilnya dapat segera diperoleh dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Tapi, teks kita hari ini justru mengungkapkan hal yang sebaliknya. Kalau dalam pertumbuhan dan pembuahan Kerajaan Allah sendiri butuh proses di mana kita tidak tahu atau tidak menyadari bagaimana proses itu terjadi, tapitoh pada akhirnya ada kepastian bahwa ia akan berbuah, dan kita pun menikmati hasilnya, mengapa kita dalam kehidupan sehari-hari justru tidak peduli akan semuanya itu, dan bahkan seolah-olah hasil yang kita capai adalah usaha sendiri?
3)      Dalam Kerajaan Allah, kita adalah pekerja-pekerja yang bersama-sama dengan Allah menaburkan benih kebaikan. Tapi kita perlu menyadari bahwa hasilnya tergantung pada Allah, dan untuk kesempurnaan hasilnya, Dia membutuhkan waktu-Nya sendiri. Oleh karena itu, tugas kita adalah menabur benih, biarlah Allah yang memberi pertumbuhan (bnd. 1 Kor. 3:6-9).Setelah menabur benih, kita harus menunggu pada Firman Tuhan untuk menyempurnakan pertumbuhan (bnd. Fil. 1:6). Oleh karena itu kita diajak untuk percaya dan berharap penuh pada kuasa Allah yang akan memberikan pertumbuhan dan hasil yang menggembirakan bagi kita. Kita tidak perlu melakukan tipu muslihat atau melakukan berbagai rekayasa hanya untuk mencapai hasil yang kita inginkan.
4)      Jadi yang penting bagi manusia adalah bekerja dan berdoa dan yang memberi hasil itu adalah pekerjaan Tuhan. Walaupun yang dapat kita kerjakan kecil menurut ukuran manusia namun kita harus bangga dan rendah hati. Sebab dengan melakukan hal yang kecil itu kita dapat berharap dan menjadi teman sekerja Tuhan. Dan Tuhan akan bekerja menyempurnakan pekerjaan yang kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Kita sebagai orang yang percaya kepadaTuhan tetap berharap bahwa Tuhan selalu memberikan yang terbaik dalam kehidupan kita. Kita sadar bahwa apa yang kita terima bukanlah semata-mata hasil usaha kita sendiri, tetapi karena kasih karunia Tuhan yang dia berikan kepada kita.
5)      Orang yang hidup dalam Kerajaan Allah pasti bertumbuh dan berbuah. Buahnya itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk dinikmati oleh orang-orang di sekitarnya.
D.    Penutup
Sekali lagi, orang yang hidup dalam Kerajaan Allah pasti bertumbuh dan berbuah. Buahnya itu bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan untuk dinikmati oleh orang-orang di sekitarnya.

(Pdt. Alokasih Gulo)

1 comment: